Umumnya orang memahami anemia sebagai gejala di mana tubuh kekurangan sel darah merah. Di luar sana ada banyak jenis anemia yang dikenali, salah satunya adalah Anemia Aplastik. Penyakit satu ini disebabkan oleh gangguan pada sumsum tulang. Gangguan tersebut berlangsung pad a kondisi di mana terjadi penipisan semua unsur yang ada di dalam sumsum, sehingga menyebabkan penurunan produksi sel darah merah – atau yang paling parah produksi sel darah merah berhenti. Berbeda dengan Thalasemia atau Haemofil, penyakit ini bukan disebabkan oleh faktor genetik/keturunan.

Seseorang baru bisa didiagnosis sebagai penderita Anemia Aplastik jika pada pengujian laboratorium ditemukan jumlah granulosit yang berkurang, atau kurang dari 500/mm3 . Selain itu jumlah trombosit juga berkurang sampai kurang dari 20.000/mm3, dan jumlah retikulosit kurang dari 1 persen.Adapun gejala Anemia Aplastik ditandai dengan beberapa hal, seperti gagal jantung kongestif, pucat, gampang letih, demam, tubuh rentan infeksi bakteri, dan takikardia. Ada beberapa penyebab Anemia Aplastik yang sudah dideteksi, antara lain: bahan kimia seperti benzene, radiasi, infeksi virus seperti hepatitis, atau pemakaian obat seperti kloramfenikol. Tetapi sebab-sebab tersebut muncul pada kasus yang jarang ditemui. Umumnya para ahli kesehatan sepakat bahwa penyebab Anemia Aplastik belum bisa diketahui secara persis.

Sayang sekali informasi tentang pengobatan Anemia Aplastik masih sangat minim sehingga belum diketahui secara pasti apakah penyakit ini bisa disembuhkan secara total atau tidak. Banyaknya penyakit yang diakibatkan karena sel darah menyebabkan perlunya diagnose yang sangat mendetail, sehingga harus jelas bagian mana yang terjangkit penyakit ini dan apa nama penyakitnya.